Volume Sampah Organik Dominan di TPA Benowo Surabaya

oleh -295 Dilihat

Surabaya | Spektrum-news.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mencatat bahwa setiap hari sekitar 1.600 ton sampah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen merupakan sampah organik.

Agus Hebi Djuniantoro, Kepala DLH Kota Surabaya, menjelaskan bahwa sekitar 60 persen dari sampah yang masuk ke TPA Benowo adalah sampah organik. Sementara sisanya adalah sampah anorganik.

“Dari data yang kami miliki, sekitar 60 persen sampah yang masuk ke TPA Benowo adalah sampah organik. Mayoritas adalah sisa makanan dan sayuran,” kata Agus Hebi Djuniantoro pada Kamis (6/7/2023).

Dia juga menyebutkan bahwa volume sampah plastik di TPA Benowo mengalami penurunan. Hal ini terkait dengan diberlakukannya Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. “Setelah Perwali diberlakukan, penggunaan plastik telah mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi di toko dan pasar modern, sementara di pasar tradisional perubahan terjadi lebih lambat,” ungkapnya.

Berdasarkan perhitungannya, Agus menyatakan bahwa sampah plastik di Surabaya mengalami penurunan sekitar 1,5 hingga 2 ton per hari. Perhitungan ini didasarkan pada kebiasaan penggunaan plastik oleh toko dan pasar modern setiap harinya.

Namun demikian, Agus menyatakan bahwa sosialisasi mengenai pengurangan penggunaan sampah plastik di Kota Surabaya akan terus dilakukan. Hal ini juga berlaku untuk sampah organik yang dominan di TPA Benowo. “Kita harus terus mensosialisasikan pentingnya pengurangan sampah organik dan bukan sampah anorganik,” ujarnya.

Agus juga menjelaskan bahwa dominasi sampah organik di TPA Benowo Surabaya disebabkan oleh bergulirnya kembali ekonomi setelah pandemi Covid-19. “Pemulihan ekonomi berarti meningkatnya jumlah sampah. Dengan berakhirnya pembatasan akibat pandemi, perekonomian kembali tumbuh,” paparnya.

Selain itu, Agus juga menyebutkan bahwa peningkatan mobilitas orang ke Surabaya juga menjadi penyebab dominasi sampah organik di TPA Benowo. Contohnya adalah warga dari luar kota yang bekerja di Surabaya. “Setiap hari semakin banyak orang yang datang ke Surabaya, terutama dengan adanya lalu lintas yang padat. Artinya, setiap harinya ada komuter yang membawa sampah ke Surabaya,” tambahnya.

Oleh karena itu, Agus mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengurangi sampah organik. “Kita harus menghabiskan makanan kita dan memilih makanan yang tidak dikemas dengan plastik, serta menggunakan tas bawaan dari rumah. Dengan tindakan-tindakan tersebut, kita dapat mengurangi sampah secara signifikan,” pungkasnya.(sup)

No More Posts Available.

No more pages to load.